Judul : SUTAN SJAHRIR
Penulis : H. Rosihan Anwar
Penerbit : Buku Kompas
ISBN : 978-979-709-468-3
SUTAN SJAHRIR
Demokrat Sejati, Pejuang
Kemanusiaan, True Democrat, Fighter for Humanity 1909 – 1966. Oleh H. Rosihan
Anwar, Kata Pengantar: Ignas Kleden
Penerbit Buku Kompas
176 halaman
Buku ini diterbitkan dalam
rangka mengenang satu abad Bung Sjahrir, rangkaian terakhir dari dua buku
sebelumnya yang bertema sama, satu abad Bung Karno dan Bung Hatta, tiga
serangkai pendiri bangsa (founding father).
Sebuah biografi dwi bahasa dangan seratus foto yang secara kronologis
mewakili rentetan kehidupan dan perjuangan Sutan Sjahrir.
Tertulis Ignas Kladen sebagai
penulis kata pengantar, sementara pengantar oleh Jaap Erkelenes sebagai
penanggung jawab. Ignas Kladen untuk kata pengantarnya memberi judul SUTAN
SJAHRIR: ETOS POLITIK DAN JIWA KLASIK, diambil dari orasi mengenang Sutan
Sjahrir di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Sebuah kata pengantar yang memukau,
yang membuat pembaca ingin mencoba meresapi jiwa dari pemikiran Bung Sjahrir,
Penulis Menggambarkan pandangan politik Bung Sjahrir, menafsirkan apa yang
menjadi pemikiran Sutan Sjahrir dari tulisan tulisannya juga menganalisa dari
latar belakang pendidikan dan pengaruh sejarah
dunia di zaman pasca perang dunia satu dan era perang dunia dua yang menjadi
latar belakang kehidupannya. Visi yang menakjubkan dari seorang Sutan Sjahrir,
visi yang melewati jamannya. Yang bahkan sampai kini, bila melihat kehidupan
berpolitik ditanah air sekarang, terasa masih jauh dari angan-angan. Sebuah
cita-cita yang agung dan mulia sekaligus begitu idealis.
Sementara biografi ditulis oleh H. Rosihan Anwar yang
bersentuhan secara langsung dengan kehidupan Sutan Sjahrir. Jalan hidup Sutan
Sjahrir diuraikan secara dramaturgi dengan premis “Cita-cita yang luhur membawa
kepada maut, tapi juga harapan”, seperti plot sebuah lakon tonil dan Sutan
Sjahrir sendiri sebagai tokoh protagonisnya, dan biografinya menjadi sebuah
pembuktian premis. Tidak murni secara kronologis, penulis beberapakali
melakukan flashback secara khas dan tetap menarik.
Kecuali khusus pada masa
peralihan pendudukan Jepang ke kemerdekaan Indonesia dimana Sutan Sjahrir
sedikit menarik diri untuk tidak terlibat secara langsung, tidak terelakan
biografi ini menjadi cerita sejarah bangsa Indonesia sementara kisah hidup
Sutan Sjahrir sendiri menjadi terpinggirkan.
Pada akhirnya, saat halaman
terakhir selesai dibaca, premis dari penulis menjadi terbukti. Membuat kita
termenung, revolusi memang memakan anak anaknya sendiri.
Sutan Sjahrir,
demokrat sejati, pejuang kemanusiaan, dan saya tambahkan sendiri, …pendidik
bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar