Jumat, 31 Mei 2013

Sila ke-6: Kreatif sampai mati oleh Wahyu Aditya

Judul         : Sila ke-6: Kreatif sampai mati
Penulis      : Wahyu Aditya
Penerbit    : Bentang
ISBN        : 978-602-8811-99-6
302 Hal + xviii

Dewasa ini sistem pendidikan, khususnya di indonesia terlihat sangat tidak seimbang, begitu mengedepankan sisi akademis berbasis science dan logika, sementara itu seni dan kretifitas seolah hanya menjadi pelengkap saja dan semakin lama semakin tersingkirkan dalam wacana pendidikan. Dengan hanya 2 jam dalam satu minggu untuk mata pelajaran kesenian. bagaimana setiap anak didorong untuk mengembangkan satu sisi otak saja sementara sisi lain terabaikan.

Dengan benang merah perjalanan karirnya di dunia per design graphis-an, Wahyu Aditya menggajak pembacanya untuk terus dan terus berpikir dan bertindak kreatif. cara yang selalu dibiasakan oleh penulis semenjak masih belia hingga masa penulisan buku ini di usianya yang genap 32 tahun atau 12 tahun masa karirnya yang gemilang di industri kreatif.

Terbagi dalam 17 butir (bab) Waditya (singkatan dari Wahyu Aditya) dengan kesadaran akan pentingnya berpikir dan bertindak kreatif, mencoba menawarkan pupuk untuk menumbuhkan benih-benih kreatif dalam diri kita yang sejatinya sudah ada di setiap individu manusia.

Tidak hanya berpusar di kehidupan Waditya, ada banyak tokoh kreatif yang keren juga dimunculkan di buku ini sebagai contoh dan  penginsiprasi, seperti Phil Hansen yang memiliki keterbatasan tidak mampu menggambar garis lurus karena kerusakan syaraf di tangannya, lalu di dengan kreatif memanipulasi keterbatasannya menjadi suatu style khas dirinya.

Seringkali saya merasa frustasi saat berusaha kreatif untuk berkreasi, sepertinya sudah tidak ada lagi hal orisinil yang tersisa di bumi ini, satu hal terinspirasi dari yang lainnya, atau lebih buruk, hasil meniru yang lainnya. karena hal ini maka "rekam dan remix" manjadi bab favorit saya. Tidak ada salahnya menjadi terinspirasi, meniru lalu memodifikasi, selama tidak menghilangkan warna sejati kita.

Bab favorit saya yang lain adalah "Introvert itu cool" dan "Hadapi si Otak kadal" karena dua hal yang sudah sangat jelas, saya adalah seorang introvert dan sedang dikuasai otak kadal.

Selasa, 21 Mei 2013

a cat in my eyes oleh Fahd Djibran

Judul        : a cat in my eyes
Penulis      : Fahd Djibran
Penerbit    : GagasMedia
ISBN        : 979-780-622-7
190 Hal + xii; 13 x 19 cm

Jujur saya sedikit kecewa, penyebabnya tidak lain karena ekspektasi saya yang berlebihan pada buku ini. Entah mungkin karena pemahaman saya yang dangkal tentang sastra, saya tidak mampu sependapat dengan revew Dewi "dee" Lestari yang "wah" akan buku ini.

Tidak banyak yang bisa saya ceritakan, buku ini terdiri dari kumpulan tulisan Fahd Djibran berbentuk cerpen, prosa, sebagian serupa puisi, kontemplasi penulis akan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam hidupnya dan kadang seperti curahan hati saja.

ada beberapa bagian cerita yang saya benar-benar bisa menikmatinya seperti "a cat in may eyes" yang terasa lugas saja tapi bagian ceritanya bisa tertinggl dalam kepala saya.

kesimpulan saya adalah ringan walau kadang butuh sedikit perenungan tapi tanpa perlu mengerutkan alis saat membacanya. saya hanya bisa memberikan dua bintang untuk goodreads, tidak lebih.