buku pintar Mind Map, Oleh Tony Buzan
Judul : buku pintar Mind Map
Penulis :
Tony Buzan
Penerbit :
PT. Gramedia Pustaka Utama
224 hlm + xvii
Buku pintar Mind Map menguraikan definisi dari
Mind Map, metode dan penerapannya dalam berbagai aspek kehidupan. Buku ini
mencoba untuk memperkenalkan kita pada cara kerja otak yang sesungguhnya,
memberikan alternative solusi untuk membangkitkan potensi yang dimiliki otak
kita semaksimal mungkin dengan metode Mind Map (pemetaan otak). Dengan Mind Map
ini kita diharapkan mampu memetakan isi pikiran kita dan memancing untuk berpikir
ke segala arah dan memunculkan ide-ide kreatif yang cemerlang. Dengan
mensinergiskan otak kanan dan otak kiri, kita diajak kembali dari pola
pembelajaran konvesional yang mengedepankan logika yang linier dan hanya memacu
bagian otak kiri saja untuk berkembang dan mengabaikan potensi yang dimiliki
otak bagian kanan, kepada fitrah cara kerja otak kita yang seimbang, yang terancang untuk
melakukan proses pembelajaran dengan cara kerja yang luar biasa memukau, yang
secara orisinil didesign untuk sebuah kesuksesan.
Saya jadi ingat jaman sekolah dulu, ketika
buku-buku catatan maupun buku teks pelajaran saya tak pernah luput dipenuhi
gambar-gambar corat coret di setiap bagian kosong dari setiap halamannya,
simbol-simbol dan gambar sederhana yang mewakili setiap catatan. Saya jadi
perpikir, mungkin pada saat itu pola berpikir saya masih orisinil, mengikuti
design secara fitrah yang diciptakan tuhan. Tapi seiring waktu, dengan metode
pendidikan konvensional, saya tertuntut mengikuti pola pemikiran yang linier,
dengan flowchart yang teratur, mengikuti cara kerja program logika komputer.
Terkikislah pola pikir yang menyebar khas dari cara kerja otak itu, terbentuk
mengikuti cara kerja komputer, sementara sesungguhnya otak sendiri memiliki
kemampuan yang jauh tak tertandingi oleh komputer.
Dilain bagian, buku ini mengulas tentang
kegagalan-sukses-dan cara kerja otak,
secara otomatis otak saya langsung mengaitkan apa yang saya baca dengan
informasi lain dari database memori saya. Saya ingat dengan pemahaman Andew
Matthews dari buku “ikuti kata hatimu” tentang kesuksesan ditinjau dari sisi
kehidupan, dan apa yang diterangkan Mario Teguh dari sisi spiritual. Jika saya
petakan, ada kesamaan pola dari apa yang diutarakan oleh mereka bertiga, jika
menurut Tony Buzan, otak kita sudah dirancang untuk sukses, tidak ada yang
namanya gagal, kegagalan adalah sebuah kata yang diciptakan oleh pikiran kita,
sesungguhnya yang kita artikan sebagai kegagalan tidak lebih dari sebuah
peristiwa, dan otak kita dirancang untuk proses trial and error, belajar dari
sebuah peristiwa, jadi, rentetan “kegagalan” yang kita alami sesungguhnya
adalah sebuah proses yang harus dilewati dan otak membaca hal tersebut sebagai
rangkaian proses pembelajaran, menganalisa peristiwa yang telah terjadi,
memperbaiki, mencoba lagi, dan proses itu terus berulang dan berulang. Proses
yang pada akhirnya menggiring kita pada kesuksesan.
Seirama dengan Tony Buzan, versi Andrew Matthews, kehidupan sesungguhnya
tidak pernah statis, selalu bergerak. Jika kita merasa stagnan (dalam hal
karir, ekonomi, hidup, cinta, hubungan, atau yang lainnya), tidak menjadi lebih
baik, berarti sesungguhnya kita sedang dalam proses kemunduran, “gagal”. Kehidupan
dirancang untuk memberi kita pelajaran, jika kita tertahan dalam suatu tahap
dikehidupan, berarti ada sesuatu yang belum kita pelajari atau terlewatkan oleh
kita, dan kehidupan akan memaksa kita untuk terus mengulang dan mengulang lagi “kegagalan” itu sampai
kita bisa mengambil pelajaran darinya dan barulah hidup kita naik ke tingkatan
selanjutnya.
Yang terakhir saya kutip dari penjelasan Mario
Teguh, menurut versinya, singkatnya, kesuksesan bersumber dari Tuhan, Dialah
satu-satunya yang memiliki hak memberi kesuksesan pada manusia. Tapi apakah
kita layak untuk sukses? Apakah kita siap dan mampu menyandang kesuksesan itu?
Maka, setelah kita meminta kesuksesan itu pada tuhan, hendaknya kita melayakan
diri untuk sukses, mempelajari apa yang harus kita miliki agar sukses, sehingga
pada waktu Tuhan memberikan kesuksesan itu, kita telah siap menyandangnya.
Karena tanpa proses pembelajaran untuk melayakan diri, kesuksesan yang
diberikan akan hanya berubah menjadi kegagalan.
Jika saya renungkan semua hal diatas, semuanya
terkait dan semua alur melewati tahap yang sama, “proses pembelajaran”, sebuah
tahap trial and error tiada henti dalam kehidupan kita.
Tangguh, Des 27, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar