Senin, 30 Desember 2013

Annapurna. Kisah Dramatis Ekspedisi Wanita Pertama ke Himalaya oleh Arlene Blum



Judul                : Annapurna.  Kisah Dramatis Ekspedisi Wanita Pertama ke Himalaya
Penulis             : Arlene Blum
Penerjemah     : Lala Herawati Dharma
Penerbit          : Qanita (Mizan Grup) (first published 1980)
Judul asli         : Annapurna. A Woman's Place
ISBN              : 9793269359
Paperback, 592 halaman, edisi bahasa



Sebelumnya, perihal ekspedisi pendakian Annapurna ini sudah pernah saya baca lewat buku Michael Useem, “Pendakian Maut ke Himalaya ”, buku yang lebih menitikberatkan pembahasannya pada gaya kepemimpinan Arlene Blum sebagai pemimpin ekspedisi. Sementara buku ini ditulis sendiri oleh Arlene Blum, tentu sudut pandang akan menjadi jauh berbeda, begitupula detail ceritanya, walau demikian sepanjang membaca buku ini, saya tidak pernah bisa terlepas dari efek buku pertama yang saya baca. Setiap keputusan-keputusan kepemimpinan yang diambil Arlene Blum sepanjang ekspedisi ke Anapurna, mulai dari pemilihan Sherpa, logistik, cara dia menghadapi pemogokan dan sikap para Sherpa yang sepertinya selalu berulah, terutama pembentukan tim untuk menuju puncak dan cara dia bernegosiasi dengan anggota tim lain selalu menjadi perhatian utama saya, terlebih saya sudah mengetahui hasil dari ekpedisi tersebut berikut kejadian-kejadian utamanya.



Diluar aspek kepemimpinan, ada banyak wawasan baru yang saya ketahui lewat buku ini, saya tidak pernah menyangka sebegitu kompleknya sebuah ekspedisi pendakian gunung itu. Begitu pula tekhnis pendakian, jika saja buku ini tidak menyertakan foto-foto di lokasi, hanya dengan membaca saja keterangan yang diberikan, jarak vertikal yang dilukiskan tidak cukup membuat saya terpana, tetapi setelah melihat fotonya, manusia yang hanya terlihat sebagai objek titik hitam di lereng salju yang terjal, barulah saya tersadar, begitu berat medan yang mereka lalui.
 



Sejak awal, tujuan utama menaklukan puncak Annapurna dengan sebuah tim yang keseluruhannya adalah perempuan ini dilatarbelakangi oleh isu gender, dimana selalu ada pro kontra akan kemampuan wanita untuk mencapai puncak tertinggi dalam sebuah ekspedisi pendakian gunung, menganggap fisik dan mental wanita tidak akan sanggup sejajar dengan pria. Arlene Blum menjawab premis tersebut  dengan sebuah keberhasilan, mewujudkan tim yang seluruh anggotanya adalah perempuan sekaligus orang Amerika pertama yang mencapai puncak Annapurna. Peristiwa ini membuka mata dunia akan kekuatan   wanita yang sesungguhnya, namun bagi sebagian orang, yang sejak awal memang sudah memandang remeh kemampuan wanita, mereka tetap memandang sebelah mata atas usaha ini dan tidak mampu mengakui kemampian wanita dalam mendaki gunung sebanding dengan pria. Dilihat dari komentar Arline Blum dan anggota tim lain mengenai ini, sepertinya mereka tidak mau ambil pusing lagi, bagi mereka puncak-puncak gunung memang memang tidak akan pernah akan bisa ditaklukan, yang terpenting adalah menaklukan Annapurna-Annapurna lain dalam kehidupan kita.



” Kau tak akan pernah menaklukan sebuah gunung.  Kau berdiri di puncaknya selama beberapa detik. Kemudian, tiupan angin menghilangkan jejak-jejak kakimu” __Annapurna oleh Arlene Blum, lupa halaman berapa