Selasa, 02 Oktober 2012

The Mistress of Spices, Penguasa Rempah-Rempah. Oleh Chitra Banerjee Divakaruni.



The Mistress of Spices, Penguasa Rempah-Rempah. Oleh Chitra Banerjee Divakaruni.
Judul                  : The Mistress of Spices
Pengarang          : Chitra Banerjee Divakaruni
Penerbit             : PT. Gramedia Pustaka Utama
Alih Bahasa        : Gita Yuliani K
304 hlmn; 23 cm

Mistress of Spices tidak ada hubungannya dengan Spices Girls, itu sudah pasti. Kenapa juga saya tulis hal semacam itu? Selain saya, tidak akan ada yang mengasosiasikan dua hal tersebut. Jadi, kita mulai saja resensi  sembarangnya.
Ini stok lama koleksi buku saya, dibeli waktu jaman masih perjaka tong-tong sekitar tahun 2003 dulu. Sebelum memasuki  bab pertama, penulis mengawali  bukunya dengan sebuah pesan
“Peringatan untuk pembaca: rempah-rempah yang ditulis di dalam buku ini  hanya boleh digunakan di bawah pengawasan ahli yang handal.”
 Strategi cantik untuk membangkitkan rasa penasaran pembaca.
Buku ini berkisah tentang Tilo, seorang wanita India yang menjadi seorang penguasa rempah, seorang penyembuh dengan daya magis. Seorang wanita cantik yang mewujud dalam tubuh renta tetapi abadi. Garis merah cerita adalah kisah cinta sang penguasa rempah dengan seorang warga Amerika “pribumi”, tapi dalam perjalananya dibumbui dengan sangat menarik oleh kisah-kisah kehidupan para imigran India di Amerika. Tentang kebudayaan mereka yang sangat khas dan kental berpadu, atau bertabrakan dengan alam Amerika yang begitu bebas dan kapitalis. Jiwa-jiwa asia yang mencoba mempertahankan jati dirinya, saling terikat oleh budaya. Kehidupan setiap individu terhubung dan terjalin oleh rempah-rempah. Bagian yang bagi saya jauh lebih menarik daripada kisah roman sang tokoh utama. Hal lain yang menarik dan paling saya suka adalah konflik yang terjadi pada sang tokoh utama dengan aturan-aturannya sendiri, dengan nilai-nilai  yang dia miliki yang harus diikuti tetapi terlanggar. Dialog antara sang penguasa rempah dengan para rempah yang tiap-tiapnya memiliki karakter sendiri selalu menyenangkan untuk disimak, dialog-dialog yang puitis dan imajimatif.

Halaman 21:
Saat aku memegangnya, rempah itu berbicara padaku . suaranya bagai senja hari, bagai awal dunia.
“Aku kunyit yang bangkit dari samudra susu ketika para dewa dan asura mengaduk-aduknya untuk mencari harta alam semesta. Akulah kunyit yang datang setelah minuman para dewa dan sebelum racun, sehingga aku berada ditengah keduanya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar