Jumat, 26 September 2014

Your Journey to be The Ultimate U #2 oleh Rene Suhardono



Judul : Your Journey to be The Ultimate U #2
Penulis : Rene Suhardono
Penerbit : penerbit buku kompas
ISBN : 978 979  709 758 5
xx + 324 hlm.; 13 cm x 19 cm

Merupakan buku ke dua dari kumpulan kolom Rene yang biasa dimuat dalam harian kompas setiap hari sabtu. Masih berisi seputar passion, porpose dan lentra jiwa yang anehnya belum juga saya bosan membacanya, padahal saya sudah memulainya dari buku Rene yang pertama 'Your Job is Not Your Carieer', berlanjut ke ' Your Journey to be The Ultimate U' lalu ke buku ini. Bahkan buku 'Your Job is Not Your Carieer' edisi tambahan pun tidak luput saya koleksi. Ada sesuatu dalam diri saya yang begitu terpikat dengan topik ini.
Jika di Ultimate U #1 Rene menghadirkan stiker keren yang kita
bebas menempelnya di setiap awal bab sesuai dengan tema, kali ini diakhir bab disediakan lembaran kosong  khusus untuk kita berekspresi mengenai hal yang dibahas dalam bab tersebut.
Sebagaimana buku jenis self help layaknya, kita perlu membuka diri, membuka hati dan pikiran untuk bisa menerima sarinya.  Rene mengajak kita untuk lebih melihat kedalam daripada sebuk menganalisa definisi passion, untuk lebih merasakan. "Think less - feel more. Worry less - do more" Kalau kata Rene.

Minggu, 07 September 2014

The 100-year-old man who climb out of the window and disappeared. oleh Jonas Jonasson

Judul           : The 100-year-old man who climb out of the window and disappeared.
Oleh           : Jonas Jonasson
Penerjemah : Marcalais Fransisca
Penerbit      : Bentang
ISBN          : 978-602-291-018-3
viii+508 hlm.; 20,5 cm.

Sebelum anda membaca ulasan saya yang sok serius, saya tekankan terlebih dahulu bahwa buku ini adalah sebuah fiksi dengan genre komedi.

Dengan liar Jonas Jonasson menuturkan sejarah global dunia sepanjang abad 20 melalui perjalanan hidup  Allan Karlsson, seorang Swedia yang memiliki kemampuan yang tak dapat dihentikan untuk memandangi sisi baik segala hal.  Tidak hanya itu, dengan nakal Jonas Jonasson menjadikan tokoh rekaannya sebagai kunci dalam begitu banyak peristiwa yang mengubah arah sejarah dunia.

Berawal dari Swedia dan siapa nyana berakhir di Indonesia, perjalanan hidup Allan benar-benar seperti rollcoster. Masa kecilnya tidak bisa dibilang manis, tapi kita (saya) tertawa saat membacanya. Tanpa romansa dan harus menunggu 100 tahu untuk merasakanya, dan kita kembali mentertawakannya. Sesungguhnya hampir sepanjang hidupnya dipenuhi hal getir tapi kita terus saja menertawakanya. Mungkin seperti itulah hidup, semua tergantung bagaimana cara melihatnya. Apa yang dialami Herbert Einstein dan Allan Karlsson tidaklah berbeda, tapi mereka memilih untuk melihat hidup yang mereka  jalani dengan cara yang benar-benar berbeda.

Dengan hanya berbekal sebuah falsafah hidup dari ibunya
"Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apa pun yang akan terjadi, pasti terjadi",
Allan pun menjalani hidupnya. Kalimat itu menjadi pondasi yang kuat dan bekal untuk Allan meniti jalan hidupnya yang seringkali hanya berupa seutas tali yang terbentang diatas jurang. Sungguh dalam hidup Allan saya bisa melihat ungkapan "Hal terbaik yang dapat kita wariskan pada keturunan kita adalah cara kita menjalani hidup".

Untuk saya, *The 100-year-old man who climb out of the window and disappeared* adalah sebuah komedi satir yang mengajak kita mentertawakan hidup lalu merenungkannya.

The Te of Piglet. oleh Benjamin Hoff

Judul         : The Te of Piglet
Penulis       : Benjamin Hoff
Alih bahasa: Kardono
Penerbit     : Jendela
Cetakan pertama Mei, 2002
ISBN: 979 95978 59 5
vi+313; 14 x 21 cm

Benjamin Hoff berbicara tentang kebijakan taoisme dalam berbagai perihal kehidupan, dalam sistem pendidikan, gerakan feminist, politik, dan banyak-banyak hal lingkungan. Dengan menggunakan tokoh-tokoh rekaan karya A. A. Milne dalam cerita Winnie the Pooh, Benjamin Hoff menjelaskan berbagai karakter manusia. Piglet yang selalu waswas dan tidak percaya diri dan tidak menyadari potensi yang dimilikinya, Eeyore yang negatif dan "menularkan" negatifitasnya, Tiger yang antusias dengan percaya diri yang berlebih dan berkepribadian mengendalikan. Begitupula kerakter Pooh, Rabbit, dan Owl tak luput diulasnya. Mungkin hanya Kanga, Roo  dan tentunya Christopher Robin yang hanya menjadi pelengkap dan mendapat sedikit porsi. Beberapa kegelisahan saya  muncul dalam buku ini dan digambarkan dengan tepat oleh Hoff, Sistim pendidikan yang membebani anak dan memaksa menerima materi dan informasi yang belum perlu atau layak mereka terima, membuat masa anak-anak menjadi lebih singkat, digantikan masa remaja yang prematur (hal. 73) dan perkembangan otak yang tidak seimbang (hal. 74).

Di halaman 83 dan membaca kutipan Nadezhad Mandelstam "Kebaikan bukanlah sebuah kualitas inheren-ini harus dipupuk, ..."
Seperti halnya kebaikan, daya juang, determinasi atau sebaliknya sifat malas dan santai bukanlah sebuah kualitas inheren, tapi sesuatu yang bisa tumbuh karena dilatih dan dipupuk, atau juga terkikis bila tidak diasah. Tidak ada orang yang rajin, malas, tekun, santai atau sifat apapun yang datang "dari sananya",  semuanya adalah hasil dari pembiasaan atau latihan secara sengaja, positif atau negatif semuanya bertumbuh karena terpupuk.

Itulah kehidupan, sebuah perjalanan proses belajar tanpa henti. Beberapa buah pemikiran Benjamin Hoff senada dengan banyak penulis lain yang mencoba menelaah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, seperti terlihat pada hal. 180.
"Mungkin saja hal-hal yang baik adalah semacam ujian, yang sebenarnya jauh lebih sulit, dan hal-hal yang "buruk" adalah hadiah untuk membantu kita tumbuh dan berkembang: masalah-masalah yang harus dipecahkan, belajar mengetahui situasi-situasi yang harus dihindari, kebiasaan-kebiasaan yang harus diubah, kondisi-kondisi yang harus diterima, pelajara-pelajaran yang harus dipelajari, hal-hal yang harus ditransformasikan-semua kesempatan untuk mendapatkan kebijaksanaan, kebahagiaan, dan kebenaran."
Pernyataan mengingatkan saya dengan yang dikatakan oleh *Andrew Matthews* dalam bukunya "Follow Your Heart" bahwa semua yang terjadi dalam hidup ini adalah proses belajar, tidak satupun melainkan untuk mempersiapkan kita, dan jika sesuatu yang "buruk" terjadi, maka ada dalam peristiwa itu sesuatu yang harus kita pelajari, dan apabila hal "buruk itu kembali berulang berarti ada sesuatu pelajaran yang kita lewatkan atau bahkan kita belum mengambil pelajaran apapun.