The Old Man and The Sea oleh Ernest Hemingway
Judul : The
Old Man and The Sea
Penulis : Ernest Hemingway
Penerbit : Serambi & Selasar
Penerjemah : Yuni Kristianingsih (Serambi),
Dian Vita Ellyati (Selasar)
ISBN : 978-979-024-147-3 (Serambi),
979-259-351-9 (Selasar)
Penulis : Ernest Hemingway
Penerbit : Serambi & Selasar
Penerjemah : Yuni Kristianingsih (Serambi),
Dian Vita Ellyati (Selasar)
ISBN : 978-979-024-147-3 (Serambi),
979-259-351-9 (Selasar)
Tidak perlu diragukan lagi kebesaran nama dari seorang Ernest Hemingway, The Old Man and The Sea
adalah salah satu karya monumentalnya. Berkisah tentang perjuangan hidup seorang
nelayan tua di tengah lautan yang bertarung melawan seekor ikan marlin besar
buruannya. Ini adalah sebuah kisah tentang optimisme dan kegigihan dalam
memperjuangkan hidup. Filosofi hidup Santiago, si nelayan tua yang sederhana
tapi sesunggguhnya mumpuni, bagaimana dalam kesederhanaan persfektif tentang kehidupan,
dia begitu menghormati hidup itu sendiri, menghormati lautan dan juga
menghormati buruannya (hal. 59, terbitan Selaras) yang bagi saya terasa sangat
kontras dengan kisah akhir hidup sang penulisnya (red. Ernest Hemingway).
Ditengah kesialan yang telah mengikatnya untuk waktu yang begitu lama, dia
memilih untuk tidak menyerah dan terus berusaha, bahkan ketika nasib sial itu
ternyata hanya menggodanya dengan meniupkan aroma keberhasilan, padahal
sesungguhnya dia masih mendekap erat sang nelayan tua.
Buku pertama The Oldman and The Sea pertama yang saya baca dalah hasil
terjemahan dari Yuni Kristianingsih terbitan Serambi, lalu yang kedua adalah
hasil terjemahan Dian Vita Alliyanti terbitan Selaras. Sebagaimana sebuah novel
terjemahan, karya-karya besar para penulis sungguh sangat tergantung pada
kemampuan dan gaya penerjemahnya, tidak jarang saya membaca karya kelasik yang
masyur tapi berakhir dengan kekecewaan hanya karena gaya dari si penerjemah.
Khusus buku ini, karena gaya bahasa
Ernest Hemingway yang sederhana dan dalam kalimat-kalimat yang pendek, maka
hasil terjemahan dari kedua buku ini relatif serupa, hanya ada beberapa bagian
yang sedikit terasa lain akibat perbedaan gaya dari penerjemah. Pada akhirnya
mana terjemahan yang lebih baik atau lebih buruk kembali tergantung dari selera pembaca.
Terbitan Serambi, hal. 133
Dia menarik selimut menutupi
bahu, punggung dan kakinya, lalu jatuh tertidur dalam keadaan telungkup di atas
lembaran-lembaran koran dengan tangan terjulur lurus dari sisi badannya dan
telapak-telapak tangannya menghadap ke atas.
Terbitan Selasar, hal. 118
Ia menarik selimut hingga
bahunya dan kemudian pada bahunya dan lengannya dan ia tertidur dengan wajah
menghadap bawah pada kertas koran dengan lengannya lurus dan telapak tangan
menghadap atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar