Sabtu, 14 Maret 2015

Kitab Epos Ramayana oleh C. Rajagopalachari



Judul                : Kitab Epos Ramayana
Penulis             : C. Rajagopalachari
Penerjermah     : Yudhi Murtanto
Penerbit           : IRCiSoD
ISBN                : 978 602 7640 51 1
Ceteakan II, February 2013

Saya tahu dan sudah tidak asing lagi, tapi tidak benar-benar tahu tentang kisah Ramayana ini. Itulah alasan utama saya membeli buku ini. Sedangkan nama C. Rajagopalachari pernah saya baca dan dikutip seseorang di sebuah artikel Koran.
Dalam bukunya,  C. Rajagopalachari menuturkan kisah Ramayana versi Walmiki walau seringkali dalam perjalannanya penulis turut menyertakan veris-lain lain seperti milik Tulasi dan Kamban sebagai pembanding.
Bagi saya pribadi kisah Ramayana adalah sebuah kisah epik yang didalamnya sarat akan nilai-nilai kehidupan, namun untuk kalangan tertentu cerita ini tidak hanya berhenti di batas sebagai kisah epik melainkan memiliki nilai-nilai sepiritualiatas yang lebih tinggi, oleh karenanya saya tidak akan memberikan komentar atau kritik apapun atas buku ini. Seperti yang tercantum dalam catatan kaki (hal. 217) keterbatasan saya dalam memahami tradisi suci, agama dan budaya India telah menahan saya untuk melakukannya.

Kamis, 12 Maret 2015

Who Moved My Cheese oleh Spencer Johnson, M.D.



Judul                     : Who Moved My Cheese
Penulis                 : Spencer Johnson, M.D.
Alih Bahasa         : Antonius Eko
Penerbit              : PT Elex Media Komputindo
ISBN                      : 978 602 02 0197 9

Mungkin saya yang termasuk telat membaca buku ini, tapi tidak ada kata terlambat bukan? Buku ini bukan tidak pernah saya lihat sebelumnya, mungkin termasuk buku wajib ada di rak toko buku, menjadi nomer satu international bestseller. Tapi justru yang menggerakan saya membeli buku ini adalah tulisan dari buku Rene Suhardono (Your job is not your career) yang menuntun saya untuk ingin tahu tentang Andy Noya (Kick Andy) yang kemudian memperkenalkan saya pada Rhenald Kasali (Change) dan akhirnya mengajak saya berkenalan dengan dua ekor tikus Sniff dan Scurry juga dua kurcaci Hem dan Haw, tokoh rekaan Spencer Johnson, M.D. dalam bukunya Who Moved My Cheese. Jadi bisa dikatakan saya menelusuri buku dari hilir ke hulu.

Sepertihalnya Jonathan Livingston Seagull-nya Richard Bach atau Ping si katak dari Stuart Avery Gold, kisah para karakter  adalah sebuah metafora dari kehidupan kita, memaksa kita berkaca, apakah kita adalah si tikus Sniff dan Scurry atau kurcaci Hem dan Haw. Selalu ada pro dan kontra untuk setiap buku motivasi,apalagi untuk buku yang sukses,  belumlagi interprestasi yang beragam dari pembaca. Tapi bagi saya pribadi, saya tidak anti perubahan, bahkan mendukung, selalu ada sisi baik dari sebuah perubahan. Saya tidak tanggap, dipenuhi rasa ragu dan takut, tapi tidak resisten. Saya adalah Haw sang kurcaci.

Buku ini membukakan mata, melihat kembali ke dalam diri kita, siapa kita, bagaimana kita menanggapi perubahan, dan mengajak kita untuk merespon perubahan dengan cara yang lebih baik. Untuk tidak takut dengan perubahan, untuk tidak tenggelam dalam kenyamanan, atau ketakutan akan perubahan, untuk segera bertindak, menyingkirkan secure blanket dan keluar dari comfort zone yang memperdaya.
Tapi seperti yang pernah saya tulisdi  ulasan-ulasan buku sebelumnya, untuk sebuah buku motivasi atau selfhelp, dibutuhkan keterbukaan hati dan pikiran untuk menerima sebuah ide untuk kita proses dalam hati dan pikiran kita apakah bisa kita terima dalam kehidupan kita atau tidak. Tapi jika kita penuh syahwasangka, atau skeptik, maka buku-buku ini hanya akan menjadi penghias rak buku kita, tidak lebih.

Change, oleh Rhenald Kasali, Ph.D.


Judul     : Change
Penulis : Rhenald Kasali, Ph.D.
Penebit                : PT. Gramedia Pustaka Utama.
ISBN      : 978-979-22-1232-9
Cetakan keduabelas November 2013

Siapa tidak kenal Rhenald Kasali, wajah dan namanya sering muncul di televisi. Tag di sampul bukunya berbunyi “Tak peduli berapa jauh jalan salah yang anda jalani, putar arah sekarang juga” benar-benar menjadi feromon yang membius saya untuk mendekat. Walau sesungguhnya ketertarikan saya untuk membaca buku ini sudah terbit jauh-jauh hari,  berawal dari salah satu buku Rene Suhardono yang saya baca (saya lupa yang mana) yang memuat testimony Andy Noya(kick andy) yang mengatakan buku ini dan “Who move my chees”-lah  yang menggerakannya untuk berkarya.

Semula saya kira buku ini adalah sebuah buku selfhelp, ternyata lebih fokus pada perubahan korporat, jadi lebih sebagai pegangan untuk para eksekutif dalam melakukan perubahan pada sebuah institusi. Walau demikian, bagi saya yang jelas-jelas bukan seorang eksekutif, buku ini tetap menarik dan membuka wawasan, setidaknya saat perubahan itu datang pada institusi tempat saya bekerja, atau pada elemen manapun dalam kehidupan saya, walau terbayangkan sedikit menakutkan, saya harap, semoga saya tidak gagap dalam menanggapinya, tapi lebih siap dan mampu partisipatif, bukan hanya sekedar menjadi penonton apalagi resisten.

Penulis menelusuri hakikat dan gerak perubahan, dimulai dari yang paling fundamental, menerangkan filosofi, sejarah, dan konsep dasar perubahan. Lalu melihat dan mempercayai perubahan, memulai perubahan, mengubah budaya korporat hingga membuat pesta perubahan dan mengelola harap. Untuk orang yang tidak berkecimpung dalam dunia korporat seperti saya, atau tidak berkubang di ranah manajemen, pembahasan buku ini lumayan terasa berat, untunglah setelah paragraph-paragraph teori yang melelahkan, sebuah contoh kasus selalu terasa  menyegarkan.