Minggu, 07 September 2014

The Te of Piglet. oleh Benjamin Hoff

Judul         : The Te of Piglet
Penulis       : Benjamin Hoff
Alih bahasa: Kardono
Penerbit     : Jendela
Cetakan pertama Mei, 2002
ISBN: 979 95978 59 5
vi+313; 14 x 21 cm

Benjamin Hoff berbicara tentang kebijakan taoisme dalam berbagai perihal kehidupan, dalam sistem pendidikan, gerakan feminist, politik, dan banyak-banyak hal lingkungan. Dengan menggunakan tokoh-tokoh rekaan karya A. A. Milne dalam cerita Winnie the Pooh, Benjamin Hoff menjelaskan berbagai karakter manusia. Piglet yang selalu waswas dan tidak percaya diri dan tidak menyadari potensi yang dimilikinya, Eeyore yang negatif dan "menularkan" negatifitasnya, Tiger yang antusias dengan percaya diri yang berlebih dan berkepribadian mengendalikan. Begitupula kerakter Pooh, Rabbit, dan Owl tak luput diulasnya. Mungkin hanya Kanga, Roo  dan tentunya Christopher Robin yang hanya menjadi pelengkap dan mendapat sedikit porsi. Beberapa kegelisahan saya  muncul dalam buku ini dan digambarkan dengan tepat oleh Hoff, Sistim pendidikan yang membebani anak dan memaksa menerima materi dan informasi yang belum perlu atau layak mereka terima, membuat masa anak-anak menjadi lebih singkat, digantikan masa remaja yang prematur (hal. 73) dan perkembangan otak yang tidak seimbang (hal. 74).

Di halaman 83 dan membaca kutipan Nadezhad Mandelstam "Kebaikan bukanlah sebuah kualitas inheren-ini harus dipupuk, ..."
Seperti halnya kebaikan, daya juang, determinasi atau sebaliknya sifat malas dan santai bukanlah sebuah kualitas inheren, tapi sesuatu yang bisa tumbuh karena dilatih dan dipupuk, atau juga terkikis bila tidak diasah. Tidak ada orang yang rajin, malas, tekun, santai atau sifat apapun yang datang "dari sananya",  semuanya adalah hasil dari pembiasaan atau latihan secara sengaja, positif atau negatif semuanya bertumbuh karena terpupuk.

Itulah kehidupan, sebuah perjalanan proses belajar tanpa henti. Beberapa buah pemikiran Benjamin Hoff senada dengan banyak penulis lain yang mencoba menelaah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, seperti terlihat pada hal. 180.
"Mungkin saja hal-hal yang baik adalah semacam ujian, yang sebenarnya jauh lebih sulit, dan hal-hal yang "buruk" adalah hadiah untuk membantu kita tumbuh dan berkembang: masalah-masalah yang harus dipecahkan, belajar mengetahui situasi-situasi yang harus dihindari, kebiasaan-kebiasaan yang harus diubah, kondisi-kondisi yang harus diterima, pelajara-pelajaran yang harus dipelajari, hal-hal yang harus ditransformasikan-semua kesempatan untuk mendapatkan kebijaksanaan, kebahagiaan, dan kebenaran."
Pernyataan mengingatkan saya dengan yang dikatakan oleh *Andrew Matthews* dalam bukunya "Follow Your Heart" bahwa semua yang terjadi dalam hidup ini adalah proses belajar, tidak satupun melainkan untuk mempersiapkan kita, dan jika sesuatu yang "buruk" terjadi, maka ada dalam peristiwa itu sesuatu yang harus kita pelajari, dan apabila hal "buruk itu kembali berulang berarti ada sesuatu pelajaran yang kita lewatkan atau bahkan kita belum mengambil pelajaran apapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar