Kamis, 13 Juni 2013

Rumah kopi singa tertawa oleh Yusi Avianto Pareanom

Judul        : Rumah kopi singa tertawa
Penulis     : Yusi Avianto Pareanom
Penerbit   : Banana
ISBN      : 978-978-1079-26-6
172 Hal


Gaya bercerita dan diksi Yusi Avianto Pareanom benar-benar satu jurusan dengan selera saya. Cerita pendek pertama "Cara-cara mati yang kurang aduhai" langsung menggedor selera untuk membaca, dan ke enam belas cerita lain yang mengikutinya bisa dikatakan membuat Yusi Avianto Pareanom instant menjadi penulis fiksi favorit. Andai saja saya bisa menyukai "Kabut Suami" mungkin buku ini mendapatkan lima bintang goodread.

Rata-rata, diawal cerita, (saya) tidak bisa tertebak kemana cerita akan berarah. seperti di "Tiga lelaki dan seekor anjing yang berlari" siapa nyana cerita akan mengarah ke pertanyaan di paragraf awal tulisan, sebuah premis yang diutarakan langsung oleh sang tokoh cerita dan kita harus menunggu hingga paragraph di akhir cerita untuk menyadarinya. "Sengatan Gwen" pun berpola sama, akhir cerita memaksa alis (saya) naik tiba-tiba.

Dibeli di Gramedia bandung November dua tahun yang lalu, Perhatian saya sempat teralihkan buku baru lain sebelum selesai membaca buku ini seluruhnya dan lalu terlupakan.

"Menulislah, agar hidupmu tak seperti hewan ternak, sekedar makan dan tidur sebelum disembelih," kata Loki Tua waktu itu._hal  49 dan novel Raden MAndasia si pencuri Daging Sapi resmi menjadi buruan saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar