Judul : The 100-year-old man who climb out of the window and disappeared.
Oleh : Jonas Jonasson
Penerjemah : Marcalais Fransisca
Penerbit : Bentang
ISBN : 978-602-291-018-3
viii+508 hlm.; 20,5 cm.
Sebelum
anda membaca ulasan saya yang sok serius, saya tekankan terlebih dahulu
bahwa buku ini adalah sebuah fiksi dengan genre komedi.
Dengan
liar Jonas Jonasson menuturkan sejarah global dunia sepanjang abad 20
melalui perjalanan hidup Allan Karlsson, seorang Swedia yang memiliki
kemampuan yang tak dapat dihentikan untuk memandangi sisi baik segala
hal. Tidak hanya itu, dengan nakal Jonas Jonasson menjadikan tokoh
rekaannya sebagai kunci dalam begitu banyak peristiwa yang mengubah arah
sejarah dunia.
Berawal dari Swedia dan siapa nyana berakhir di
Indonesia, perjalanan hidup Allan benar-benar seperti rollcoster. Masa
kecilnya tidak bisa dibilang manis, tapi kita (saya) tertawa saat
membacanya. Tanpa romansa dan harus menunggu 100 tahu untuk merasakanya,
dan kita kembali mentertawakannya. Sesungguhnya hampir sepanjang
hidupnya dipenuhi hal getir tapi kita terus saja menertawakanya. Mungkin
seperti itulah hidup, semua tergantung bagaimana cara melihatnya. Apa
yang dialami Herbert Einstein dan Allan Karlsson tidaklah berbeda, tapi
mereka memilih untuk melihat hidup yang mereka jalani dengan cara yang
benar-benar berbeda.
Dengan hanya berbekal sebuah falsafah hidup dari ibunya
"Segala sesuatu berjalan seperti apa adanya, dan apa pun yang akan terjadi, pasti terjadi",
Allan
pun menjalani hidupnya. Kalimat itu menjadi pondasi yang kuat dan bekal
untuk Allan meniti jalan hidupnya yang seringkali hanya berupa seutas
tali yang terbentang diatas jurang. Sungguh dalam hidup Allan saya bisa
melihat ungkapan "Hal terbaik yang dapat kita wariskan pada keturunan
kita adalah cara kita menjalani hidup".
Untuk saya, *The
100-year-old man who climb out of the window and disappeared* adalah
sebuah komedi satir yang mengajak kita mentertawakan hidup lalu
merenungkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar