Judul : The Introvert Advantage,
Berkembang dan Berhasil di Dunia Ekstrovert
Penulis :
Marti Olsen Laney, Psy.D.
Penerbit : PT. Elex Media Komputindo
ISBN13 : 978-602-02-2274-5
396 pages, edisi bahasa Indonesia
Sangatlah nyaman saat seseorang dapat memahami kita, saat orang tua
memahami anak-anak mereka, saat pasangan memahami pasangannya, tapi memahami
seseorang bukanlah perkara yang mudah atau sederhana. Bahkan seringkali kitapun
belum sepenuhnya mampu memahami diri kita sendiri. Saya mencoba untuk tidak
berlebihan dalam mengutarakannya, tapi saya merasa buku ini dapat memahami diri
saya lebih, bahkan sampai di sisi-sisi tersembunyi yang bahkan saya sendiri tak
mampu mengamatinya. Buku ini telah memberikan pemahaman baru akan cara saya
memandang diri saya dan dunia.
Introvert bukanlah kata yang asing, tapi selama ini karakter introvert
belum sepenuhnya dapat dipahami dengan benar oleh khalayak, bahkan bagi
orang-orang di dunia psikologis sekalipun, masih banyak pandangan negatif dan
memojokan yang ditujukan pada kalangan introvert (hal 12), bahkan bagi kalangan
introvert sendiri, mereka melihat karakter yang dimilikinya sebagai sebuah
kekurangan. Buku ini mengurai secara santai apa itu ekstrovert-introvert,
melihatnya secara jernih, tanpa memihak, bahwa keduanya bukanlah sesuatu yang
perlu dipertentangkan, hanya dua kutub yang berbeda dalam karakter manusia,
tidak ada yang lebih baik atau buruk, hanya perlu penyelarasan agar keduanya
bisa saling mengisi dan berharmonisasi.
Di dunia yang
begitu memuja ekstrovert ini, dimana ekstrovert adalah majoritas dan
mendominasi, sangatlah perlu bagi mereka yang memiliki karakter introvert
menyadari kekuatan dan kelemahannya, agar mereka bisa bertahan, tanpa
tersingkir dalam persaingan professional, pergaulan sosial, atau setidaknya
mereka bisa berkata “Tidak ada yang salah dengan saya, saya hanya seorang
introvert.”
Dulu saya
tidak mengerti mengapa saya harus sangat-sangat memaksakan diri untuk ikut
berkumpul dengan kerabat saat lebaran dan merasa begitu terkuras setelahnya,
mengapa saya begitu tertutup dan pendiam tapi dilain waktu saat bersama
orang-orang yang tepat saya bisa sangat cerewet dan terbuka. Saya ingat
bagaimana orang tua saya menjuluki saya anak ayam karena kesukaan saya
mengurung diri di kamar dengan lampu menyala (seperti kandang anak ayam). Dulu
saya tidak habis pikir kenapa setelah lelah seminggu bekerja, istri saya masih
mengajak saya untuk jalan-jalan di mall atau reunian dengan teman-teman genk
kumpul-kumpulnya, sementara saya berpikir jauh lebih berharga jika waktu yang
ada dihabiskan dirumah bermain bersama sikecil. Saya teringat saat di sebuah
showroom mobil dan si Salesman secara bertubi-tubi memberikan informasi dan
saya kewalahan dibuatnya, untuk sesaat saya blank,
istri saya yang memperhatikan gelagat saya bertanya “kamu tidak apa-apa?”,
sekarang saya tahu kenapa itu terjadi, saya bukannya bodoh, saya introvert dan
saya sedang mengalami kelebihan stimulus. Dulu saya juga sangat kesal saat
harus berangkat tugas bersama dengan orang-orang tertentu yang selama ini saya
anggap tidak tahu privasi, tidak habis-habisnya berbicara, bahkan saat saya
membalikan badan dan membaca, atau menggunakan earphone (kamuflase padahal saya
tidak sedang mendengarkan musik) atau menggunakan bahasa tubuh lain yang
menunjukan saya sedang tidak ingin mengobrol. Sekarang saya lebih bisa memahami
keadaan-keadaan tersebut, lebih bisa menerima dan menjalaninya dengan santai.
Buku ini
memang sengaja ditujukan bagi pemilik karakter introvert, tapi saya pikir akan
sangat membantu jika mereka para ekstrovert juga membacanya. Selain pemahaman
akan diri mereka, ada banyak tips dan trik bagi para introvert untuk mensiasati
kehidupan sehari-hari, tapi sesungguhnya banyak trik yang secara insting
alamiah kita para ekstrovert sudah melakukan dan mengembangkannya, yang
terpenting adalah kembali bagaimana kita memahami diri kita sendiri, seperti
juga yang dikutip penulis dari Erasmus dalam bab kata pengantarnya, “Ketika
seorang manusia dapat menerima dirinya apa adanya, itulah titik tertinggi
kebahagiaan yang dapat ia capai.”
Hal. 239
“Jangan
pernah tinggalkan garis bakat Anda sendiri. Jadilah apa yang sudah direncanakan
alam bagi Anda, dan Anda akan sukses.” –Sydney Smith
Saya juga tipe introvert. Tapi saya bangga dengan diri saya. Saya hanya perlu mencari pekerjaan yang cocok dengan kepribadian saya
BalasHapussaya introvert dan herannya saya introvert yang terbuka.hahah
BalasHapus